Serius! Nikah dengan Janda Bikin Bahagia Full Pahala Loh

shares

Menikah dengan janda mungkin sudah bukan hal yang aneh lagi di jaman saat ini. Karena sudah banyak sekali kasus perceraian maupun ditinggalkan suami di usia yang masih muda.

Menikah dengan janda memang butuh kesiapan ekstra, tidak hanya materi tapi sikap dewasa harus lebih tinggi. Meski Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menganjurkan para pria untuk lebih mengutamakan perawan untuk dinikahi, bukan berarti beliau melarang seorang pria menikahi janda. Bukankah sebagian besar istri beliau juga janda?

Nah, bagi kamu pria yang belum menikah, jangan hanya melihat perawan melulu, janda juga mendatangkan banyak berkah lho. Berikut manfaat menikah dengan seorang janda.

1. Bagian dari Meneladani Rasul

Tentu sudah jelas bahwa riwayat seorang Rasulullah sendiri, beliau juga menikah dengan janda. Jika ini dianggap sebagai kebaikan, tentu menikahi janda bagi kita pun insyaALLAH juga.

2. Janda Adalah Anugerah

Mungkin memang agak berat mengatakan janda adalah anugerah, secara banyak orang pasti menganggap janda adalah musibah, janda adalah hukum karma dan sebagainya. Bisa saja itu betul karena riwayat seseorang, tapi tidak semuanya seperti itu, ada juga janda yang dikarenakan memang mendapat ujian dari ALLAH Swt, bagian dari cobaan iman dan bagian dari peningkatan kedekatan dengan ALLAH Swt. Jadi janda tidak sepenuhnya musibah, janda juga anugerah, takdir dan gelar yang diberikan ALLAH Swt.

3. Janda Lebih Berpengalaman

Tentu jika seorang bergelar janda, berarti ia sudah menikah dan mempunyai pengalaman dalam pernikahan. Manis, asam dan pahitnya sudah ia rasakan. Hal ini akan membuat seorang janda akan banyak belajar dari pernikahan sebelumnya. Ia akan lebih berhati-hati dalam menghadapi masalah rumah tangga. Tidak hanya itu, janda juga akan punya pengalaman dalam hal mengurus anak, mengurus rumah dan paling penting bagaimana menyenangkan suaminya.

4. Janda Punya Semangat Baru

Jika dalam pernikahan sebelumnya ia gagal, tentu ia akan merasa senang dan mempunyai semangat baru dalam pernikahan yang selanjutnya. Serasa ia mempunyai energi yang baru, seeprti baterei full yang siap pakai.

5. Janda Akan Lebih Dewasa

Memang dewasa tidak bisa diukur dari usia, tidak bisa dilihat dari selama apa ia berumah tangga, tapi dewasa bisa dicermati dari tingkah laku dan pengalamannya. Secara janda punya pengalaman, pasti ia tumbuh bijak dan lebih dewasa.

6. Banyak Pahala

Jika janda itu mempunyai seorang anak, berarti ia seorang anak yatim dan akan banyak pahala untuk kita jika mau mengurus dan merawat anak yatim tersebut.

Jadi, janda tidak kalah kan dengan perawan? Memang perawan lebih menggoda tapi janda bisa bikin hidup bahagia full pahala. Masih ragu dengan seorang janda? Semoga bermanfaat ya.

Adakah keutamaan menikahi janda? Ataukah lebih baik dengan gadis saja?
Keutaman Menolong Para Janda

Dari Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982)

Termasuk dalam menolong para janda adalah dengan menikahi mereka. Namun janda manakah yang dimaksud?

Disebutkan dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim (18: 93-94), ada ulama yang mengatakan bahwa “armalah” yang disebut dalam hadits adalah wanita yang tidak memiliki suami, baik ia sudah menikah ataukah belum. Ada ulama pula yang menyatakan bahwa armalah adalah wanita yang diceraikan oleh suaminya.

Ada pendapat lain dari Ibnu Qutaibah bahwa disebut armalah karena kemiskinan, yaitu tidak ada lagi bekal nafkah yang ia miliki karena ketiadaan suami. Armalah bisa disebut untuk seseorang yang bekalnya tidak ada lagi. Demikian nukilan dari Imam Nawawi.

Pendapat terakhir itulah yang penulis cendrungi.

Dari pendapat terakhir tersebut, janda yang punya keutamaan untuk disantuni adalah janda yang ditinggal mati suami atau janda yang diceraikan dan sulit untuk menanggung nafkah untuk keluarga. Adapun janda kaya, tidak termasuk di dalamnya.
Keutamaan Menikahi Janda yang Ditinggal Mati Suami dan Memiliki Anak Yatim

Kita tahu bersama bahwa anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya. Anak seperti inilah yang dikatakan yatim dan punya keutamaan untuk ditolong karena penanggung nafkahnya -yaitu ayahnya- sudah tiada. Jika ada yang menikahi janda karena ingin menolong anaknya, maka ia akan dapat keutamaan besar menyantuni anak yatim.

Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا » . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]. (HR. Bukhari no. 5304).
Menikahi Janda ataukah Perawan?

Walau memang menikahi perawan ada keutamaannya. Namun menikahi janda tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan ada pria yang membutuhkan janda dibanding gadis perawan. Semisal seorang pria ingin mencari wanita yang lebih dewasa darinya sehingga bisa mengurus adik-adiknya. Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia pernah berkata,

تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَقِيتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « يَا جَابِرُ تَزَوَّجْتَ ». قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « بِكْرٌ أَمْ ثَيِّبٌ ». قُلْتُ ثَيِّبٌ. قَالَ « فَهَلاَّ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِى أَخَوَاتٍ فَخَشِيتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِى وَبَيْنَهُنَّ. قَالَ « فَذَاكَ إِذًا. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِينِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ »

“Aku pernah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pun bertanya, “Wahai Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Ia menjawab, “Iya sudah.” “Yang kau nikahi gadis ataukah janda?”, tanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku pun menjawab, “Janda.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja, bukankah engkau bisa bersenang-senang dengannya?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki beberapa saudara perempuan. Aku khawatir jika menikahi perawan malah nanti ia sibuk bermain dengan saudara-saudara perempuanku. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu berarti alasanmu. Ingatlah, wanita itu dinikahi karena seseorang memandang agama, harta, dan kecantikannya. Pilihlah yang baik agamanya, engkau pasti menuai keberuntungan.” (HR. Muslim no. 715)

Namun dengan catatan di sini tetap memandang janda yang punya agama yang baik, bukan sembarang janda.

Semoga bermanfaat.

Ayo para jomblo yang mau menikah, atau para pria yang ingin menambah istri lagi, silakan menimbang para janda sebagai pilihan. Para janda pun selalu menanti pertolongan kalian.

Disusun di pagi hari @ Pesantren Darush Sholihin, 1 Dzulqo’dah 1435 H

Related Posts