Bebas Visa Cara yang Pas Tarik Wisatawan

shares

Bebas Visa Cara yang Pas Tarik Wisatawan

Wisata Bontang | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan pariwisata Indonesia tidak dianggap di regional ASEAN.

"Kalah sama negara kecil Singapore, keok sama Malaysia, apalagi Thailand," ujar Rizal saat rakor Kementerian Pariwisata 2015 di Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Menurut Rizal, kalau menjadi underdog, Indonesia mempunyai kesempatan dan semangat untuk mengalahkan 'jagoan'. Sebaliknya, kalau diunggul-unggulkan sebagai jagoan, tidak bisa berbuat banyak.

"Tapi terus terang, dalam semua pertempuran, saya justru senang diremehkan dan ditempatkan pada posisi underdog," katanya.

Rizal Ramli sepakat dengan penetapan target 2016 dengan 12 juta wisman yang akan masuk ke Indonesia itu. Angka kenaikan itu memang besar 20%, dibandingkan dengan rata-rata kenaikan turis internasiol di semua negara yang hanya 4% tahun lalu.

"Tetapi saya yakin strategi yang dibangun Menpar Arief Yahya bisa mencapai itu semua. Tahun 2019 harus double, 20 juta wisman, 3 juta tenaga kerja langsung, 7 juta tenaga kerja tak langsung," katanya.

Dia sepakat dengan Arief Yahya. Strategi Bebas Visa Kunjungan (BVK) adalah cara yang pas untuk menarik wisman ke tanah air. Sekarang sudah 90 negara, ke depan mungkin akan ditambah beberapa negara lagi.

"Prinsipnya, negara yang diberi bebas visa itu tidak terlibat dalam perdagangan narkoba dan ekspor ideologi garis keras, seperti ISIS. Ideologi yang mengajarkan kekerasan atau radikalisme, itu yang tidak akan kita bebaskan visa," kata dia.

Selain itu, Rizal menyederhanakan regulasi yacht dengan membebaskan aturan CAIT yang selama ini justru mempersulit orang untuk berlayar ke perairan Indonesia. Juga mereduksi aturan Cabotage yang mengharuskan cruise atau kapal pesiar berbendera asing menaik-turunkan penumpang ke pelabuhan di Indonesia.

"Ini paradigma lama, kalau bisa dibuat sulit, mengapa harus dipermudah? Mental itu yanhg harus direvolusi. Saya sudah minta Menkumham untuk merevisi, dan sekarang katanya mengurus dokumennya cukup 3 jam selesai," jelas dia.

Bahkan Rizal Ramli mendorong industri dan juga pemerintah untuk membangun pelabuhan untuk turis, marina untuk yacht, di berbagai tempat labuh di kepulauan Indonesia.

"Masak turis bersandarnya di pelabuhan kapal barang seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak? Pasti jauh dari kenyamanan?" ujarnya.

Dia juga sudah berbicara dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal Pulau Seribu yang belum dimanfaatkan maksimal untuk pariwisata. Great Jakarta nomor dua wisman masuk ke Indonesia setelah Bali.

"Saya sudah minta Pak Ahok untuk bikin Perda yang lebih keras, buang sampah harus ditindak tegas! Bangun Marina, buat instalasi air bersih, bandara dipanjangin, untuk destinasi wisata Jakarta. Orang berduit lebih itu suka pantai, dan itu terjawab di Pulau Seribu," ungkap dia.

Rizal juga menyesalkan hampir semua anak laki-laki yang usianya di atas 30 tahun terkena tekanan darah tinggi di Kepulauan Seribu.

"Ini tidak manusiawi lagi, mereka punya hak untuk hidup sehat di negeri ini. Mereka minum air yang sudah tercampur dengan air laut yang asin. Karena air bersih sangat terbatas," paparnya.

Tahun depan, Rizal Ramli sudah merencanakan untuk penanaman satu juta coral atau terumbu karang di Kepulauan Seribu dari berbagai lokasi di Indonesia. Sekarang ada marinir AL yang bekerja menyemaikan terumbu karang dan dibuat konblok yang diisi dengan terumbu karang.

"Kalau bisa hidup 50% saja, keindahan bawah laut Pulau Seribu akan menjadi salah satu yang terbaik di dunia," sebutnya.

Di berbagai tempat, Rizal Ramli menyebut Danau Toba yang akan dijadikan Monaco-nya Indonesia. Yang dibutuhkan adalah otoritas pengelola danau, yang tidak mudah diintervensi, termasuk oleh 7 bupati yang berada di lokasi itu. Lalu, infrastruktur jalan, dermaga, fish farming, yang membuat tidak tertata rapi dan tidak bersih, diperbaiki semua.

"Toba The Monaco, itu indah sekali. Kenapa pakai label The Monaco? Kalau pakai Toba saja, nggak ada yang kenal. Monaco itu membayangkan nyaman, aman, indah, branding itu perlu," jelasnya.

Terlepas dari semua usaha dan upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata, kata Rizal Ramli, yang terpenting adalah performance. Jumlah kunjungan wisman yang masuk ke tanah air.

"Sampai bulan lalu, data wisman yang masuk masih on target. Semoga sampai peak season akhir tahun ini bisa tembus target," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di tempat yang sama. [rok]
- Sources : nasional.inilah.com

Related Posts