Wisata Umbul Sidomukti

shares

SETAHUN terakhir ini, wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata alam Umbul Sidomukti di Desa Sidomukti, desa di lereng puncak Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, memperoleh suguhan baru, yakni vila dan pondok kopi.

Salah seorang wisatawan asal Kudus, Rudita, mengatakan, menikmati kopi hitam di pondok kopi Umbul Sidomukti memerlukan kecepatan. Hawa begitu sangat dingin di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, maka penyajian kopi hitam dalam cangkir harus habis dalam hitungan menit.

”Kalau di dataran rendah, minum kopi panas bisa dinikmati lebih dari setengah jam. Sebaliknya, kalau di pondok kopi ini kalau tidak habis dalam 15 menit, kopi cepat dingin,” kata Rudita.

Dia mengemukakan, di pondok kopi itu juga tersedia makanan dan minuman khas Bandungan, Semarang, seperti tahu serasi bandungan, pisang kremes, roti bakar, tempe mendoan, dan bakmi jawa kuah. Harganya sekitar Rp 5.000 untuk telur ceplok hingga Rp 28.000 untuk satu porsi paket ayam kremes.

Wisatawan lainnya, Feisal, berharap minuman jahe dan kopi yang disajikan asli produksi petani di sekitar Sidomukti.

Minuman jahe menjadi minuman terbanyak dipesan pengunjung, setelah kopi.

Minum kopi sambil memandang Rawapening di kejauhan juga hamparan kawasan Ambarawa menawarkan kenikmatan sendiri. Pondok kopi merupakan obyek baru dalam kawasan Umbul Sidomukti yang lokasinya sekitar 700 meter dari kawasan kolam renang.

Jalan setapak menuju pondok kopi, sudah memadai. Namun untuk menuju ke areal itu, wisatawan yang mengendarai mobil dan sepeda motor harus ekstra hati-hati. Kanan dan kiri jalan itu memiliki lereng yang curam, penuh tanjakan, dan turunan berkelok.

Di pondok kopi juga ada vila. Setiap vila memiliki dua kamar. Tarif vila Rp 1,1 juta semalam, serta memiliki fasilitas ruang pertemuan, pendopo, dan fasilitas karaoke.

Lokasi Umbul Sidomukti mendekati puncak Gunung Ungaran, tempat favorit wisatawan kaum muda-mudi. Pemandangan alam indah, juga ada tepi lembah yang curam, jurang yang memisahkan punggung gunung kerap menjadi lokasi pengambilan foto. Menurut staf pemasaran Umbul Sidomukti, Ambarwati, Selasa (27/1/2015), Umbul Sidomukti menjadi wisata alternatif di Bandungan, di samping wisata Candi Gedong Songo dan Bandungan sendiri. Secara bertahap, Umbul Sidomukti banyak diminati wisatawan.

Hal itu bisa dilihat dari pergerakan wisatawan yang datang. Pada hari biasa, rata-rata 500 pengunjung datang. Jumlah ini melonjak menjadi hampir 1.500 orang pada akhir pekan. Dalam setahun, jumlah wisatawan yang datang berkisar mulai dari 150.000 sampai 200.000 orang.

Menariknya, wisatawan yang datang berasal dari hampir semua kalangan, meskipun 70 persen di antara mereka adalah keluarga muda serta kalangan remaja dan muda-mudi.

Sebagai wisata alam, kini Umbul Sidomukti memiliki fasilitas pondok wisata, outbound training, area permainan yang memacu adrenalin peserta, arena perkemahan, dan taman renang alam.

Di atas awan

Pengunjung yang ingin menikmati berenang di puncak tertinggi di punggung Gunung Ungaran, datang saja ke umbul Sidomukti, Bandungan. Banyak penggemar olahraga renang menjuluki renang di kolam renang Umbul Sidomukti bagai berenang di atas awan.

Taman renang alam memiliki empat kolam renang yang bertingkat satu sama lain. Airnya sangat jernih, sangat dingin, dan menyegarkan. Ada sumber mata air di tengah kolam renang menjadi sumber utama air kolam, dengan kedalaman berbeda antara setengah meter hingga dua meter.

Kolam renang terletak menonjol di tepi lereng sehingga siapa pun yang berenang dapat menyaksikan pemandangan luas di kejauhan, awan berarak serta hamparan lembah dataran rendah Kota Ambarawa, Rawapening, dan sekitarnya. Kolam-kolam itu diapit jurang di kedua sisinya.

Bagi mereka yang bernyali tersedia permainan flying fox. Lintasannya terdapat dua pilihan trek, yakni marine bridge di lembah dan rappelling menuruni lembah di sisi kolam. Panjang lintasan flying fox 110 meter, menyeberang antara lereng bukit satu ke bukit lain dengan bergantung pada dua utas tali pengaman dan helm di kepala.

Paralayang

Untuk memperkaya fasilitas wisatawan di Umbul Sidomukti, saat ini pengelola membangun landasan di kawasan puncak Sidomukti, dekat pondok kopi untuk keperluan wisata paralayang (gantole).

Direktur Taman Renang Umbul Sidomukti Bambang Ari Wijanarko mengemukakan, animo masyarakat terhadap olahraga paralayang perlu diwadahi. Kalau perlu, paralayang akan menjadi fasilitas wisata di Umbul Sidomukti.

”Kami telah menyiapkan lima gantole yang dapat digunakan pengunjung menikmati olahraga sambil rekreasi. Hanya saja, pengunjung akan diajak terbang tandem oleh ahli dari anggota dan pengurus Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Kabupaten Semarang,” ujarnya.

Pihaknya berencana membuka fasilitas rekreasi paralayang ini pada Maret 2015. Setiap pengunjung yang ingin menikmati terbang layang dengan tandem dikenai tarif tiket Rp 300.00 sekali terbang, dengan durasi lama di udara mulai 15 menit sampai setengah jam. Mereka nanti dapat terbang dari ketinggian 1.700 mdpl, kemudian turun di lapangan sepak bola Sidomukti dan kembali ke lokasi awal menggunakan fasilitas kendaraan pengelola obyek wisata ini.

Untuk menuju lokasi Umbul Sidomukti, sebagaimana ciri wisata pegunungan, jalan memang berliku-liku dan naik-turun. Jalan pun tidak terlalu lebar, dengan sisi jalan penuh jurang. Oleh karena itu, mobil dan pengemudi yang hendak ke Umbul Sidomukti harus dalam kondisi prima.

Semua kendaraan bermotor akan dipandu warga setempat menuju jalan yang membelah Desa Sidomukti. Jalan di kampung di kawasan pegunungan itu memang hanya dapat dilalui satu mobil. Saat berpapasan, mobil harus saling mengalah, bergantian. Kondisi jalan terus menanjak hingga tiba di Umbul Sidomukti. (Winarto Herusansono - kompas.com)

Related Posts