Napak Tilas Lahirnya Keraton Yogyakarta

shares

Napak Tilas Lahirnya Keraton Yogyakarta

YOGYAKARTA – Keberadaan Keraton Yogyakarta tak bisa dilepaskan dengan perjalanan sejarah yang dilaluinya. Mulai dari awal berdiri, hingga saat ini, Keraton Yogya tetap menunjukkan jati dirinya sebagai pengayom tanah Mataram yang senantiasa melindungi masyarakatnya.

Perjalanan Keraton Yogya juga tak bisa dilepaskan dengan adanya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membagi wilayah Mataram menjadi dua bagian. Wilayah di sebelah Timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (Sunan Pakubuwana III) dan tetap berkedudukan di Surakarta dan wilayah Barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus diangkat menjadi Sultan Hamengku Buwono I yang berkedudukan di Yogyakarta.

Napak tilas jejak Keraton Yogya, tidak lepas dari beberapa daerah berikut yang pernah dijadikan pusat pemerintahan Mataram. Pertama adalah Keraton Kotagede.

Keberadaan Keraton Kotagede berawal dari tanah perdikan di Mentaok (Mataram) milik Sultan Kerajaan Pajang yakni Sultan Hadiwijoyo yang diberikan kepada Ki Ageng Pamanahan. Tanah perdikan merupakan sebidang tanah yang diberikan kepada orang yang berjasa kepada raja yang berkuasa.

Danang Sutowijoyo yang tak lain putra Ki Ageng Pamanahan pada tahun 1577 membangun peradaban di atas tanah perdikan tersebut. Setibanya di Mataram, Ki Ageng Pemanahan mencari sebuah pohon beringin yang telah ditanam oleh Sunan Kali Jogo dan akhirnya pohon itu ditemukan di kawasan yang sekarang bernama Kotagede.

Di tempat ini, Ki Ageng Pemanahan membangun rumah yang akhirnya menjadikannya sebagai Keraton dengan Kotagede pusat pemerintahannya. Kerajaan ini kemudian besar dan menguasai seluruh bumi Mataram.

Pemerintahan Mataram mulai pecah setelah munculnya perjanjian Giyanti, karena perjanjian itulah Keraton Mataram harus angkat kaki dari Kotagede dan mencari tempat baru untuk dijadikan pusat pemerintahan.

Selama proses pembangunan istana baru di wilayah yang kemudian menjadi pusat keberadaan Keraton Yogyakarta saat ini, Pangeran Mangkubumi memilih kawasan Ambarketawang yang saat ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman untuk dijadikan tempat kediaman.

Selama satu tahun dari 1755 - 1756 Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambarketawang sebelum akhirnya berpindah ke Keraton Yogya.

Related Posts