Wisata Pulau Lihaga, Manado

Pulau Lihaga
Wisata Pulau Lihaga, Manado - Melakukan perjalanan wisata ke Lihaga di Sulawesi Utara (Sulut) adalah hal yang menakjubkan. Untuk menuju ke pulau tidak berpenghuni tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari pusat Kota Manado. Jarak tersebut baru mencapai dermaga di Pelabuhan Likupang. Akhirnya, hampir sepuluh unit kendaraan pribadi bertolak dari kampus, melewati Kota Wisata Manado, menuju Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Dalam perjalanan, Anda juga dimanjakan dengan pemandangan Gunung Kelabat, salah satu gunung di Sulut. Kebetulan, cuaca hari itu sangat bersahabat.
Mintalah pengemudi perahu untuk melewati Pulau Gangga. Pulau tetangga yang juga indah dengan sebuah resor yang disebutkan milik warga Italia.
Lalu, sebelum turun di pantai Lihaga, kitari dahulu pulau itu. Bibir pantainya akan menyajikan pemandangan yang tidak akan terlupakan. Gradasi air dari warna biru ke hijau dan diakhiri dengan buih ombak yang memecah di pasir putih sungguh sebuah sajian yang memesona Ditambah lagi pemandangan batu karang di sisi lain pulau.
Saat kapal berjarak kurang dari 300 meter dengan bibir pantai, melalui jernihnya air, kami dapat melihat karang- karang yang indah menghiasi pemandangan bawah air di sekitar pulau tersebut. Kami menikmati pemandangan bawah air yang menyejukkan mata.

“Air di sini seperti air minum di rumah saya, jernih sekali,” ujar salah seorang wisatawan. Kalimat itu disambut dengan ucapan salah seorang laki-laki penumpang kapal. “Pasirnya seperti tepung,” . Perjalanan dari pelabuhan memakan waktu sekitar 40 menit.
Bawah laut Lihaga juga menyajikan pemandangan yang sangat indah. Ketika berada di pantai, gazebo dengan tempat duduk dari bambu siap menyambut kami. Bermain pasir sambil berkejaran dengan ombak merupakan pilihan menarik. Mandi dan be-snorkeling juga tidak kalah serunya.
Menurut penjaga pulau, Lihaga hanya seluas lima hektare. Setengah pulau tersebut adalahhutan. Tidak ada resor atau penginapan di pulau itu. Yang ada hanya pondok-pondok kecil tempat berteduh para pekerja pengurus pulau.
Balikpapan Kota Indah Sulit Air

Balikpapan Kota Indah Sulit Air

Balikpapan Kota Indah Sulit Air - Hujan, gelap gara-gara mati lampu di pekan ketiga aku mengais rezeki di bumi Borneo. Tepatnya di Balikpapan. Tempat yang indah, kaya budaya, masyarakat heterogen, dan kota yang bersih.

Teringat aku akun kompasiana yang lama tidak ku jamah. Kesibukan kerja melupakan sesaat portal berita milik “sejuta” umat ini.

Takjub aku memerhatikan geliat kota ini. Sejak pagi hingga malam. Meski tak seramai Palembang, tetapi kota ini terasa bergairah.

Banyak investor datang, tamu-tamu mancanegara, pelancong yang walau sekedar singgah sebelum meneruskan perjalanan ke kota-kota lain di pulau ini.

Kota yang heterogen, berbagai suku mengadu nasib di kota ini. Mulai dari pedagang kecil, pengusaha menengah, hingga investor kelas kakap.

Tapi bagaimana kesiapan pemerintah menyambut semangat pendatang. Aku belum tahu banyak soal birokrasinya, tetapi satu persoalan yang ku sesalkan.

Air sebagai kebutuhan utama masyarakat kota berpenduduk kurang dari satu juta jiwa ini tidak memadai. Disaat teman-teman di Sumatera dan Jawa dilanda banjir, beberapa penduduk kota ini malah masih kesulitan air.

Masih ku ingat, ratusan orang panik mengetahui semburan lumpur bercampur gas di Manggar beberapa minggu lalu. Warga yang berinisiatif membuat sumur bor malah mendapatkan petaka. Satu rumah dan satu masjid ambruk.

Warga tidak mengetahui atau mengesampingkan risiko mengebor di tanah kaya minyak ini. Tetapi mereka tidak bisa disalahkan. Air dari PDAM sejak beberapa bulan tidak mengalir. Sedangkan tanaman sayuran harus tetap disiram. Belum lagi kebutuhan untuk mandi, masak, dan kakus.

Kekesalan ku mencapai klimaks saat hendak buang air kecil di kantor. Eh, air tak mengalir sehingga niat membuang hajat dipending. Aku segera buru-buru ke rumah kontrakan hanya untuk buang air kecil.

Aku penasaran, kenapa kota ini tidak kunjung disiram guyuran hujan deras. Lalu ku cari jawabannya ke BMKG. Prediksinya puncak hujan terjadi pertengahan bulan ini.

“Hmmm. Warga yang masih kesulitan air harus bersabar dua minggu lagi,” ucap ku dalam hati.

Belum berganti hari, aku dikagetkan hujan deras saat perjalan pulang ke kontrakan. Sangat deras, bercampur angin kencang.

Aku bersyukur, aku senang, malah ku paksakan motor melaju ditengah guyuran hujan. Nikmatnya itu disini. Hujan-hujanan, setelah beberapa minggu ini selalu terasa gerah.

Pantai Bambang yang Terabaikan

141745142099901424
14174523201356634075

Masih di Lumajang.  Setelah berpanas ria sekitar 2 jam di Pantai Watu Pecak,  saya bergegas   berkemas untuk melanjutkan mengunjungi pantai berikutnya. Pemilik warung di Pantai Watui Pecak, memberitahu  pantai terdekat adalah Pantai Bambang. Rutenya, cukup kembali ke jalan utama. Lalu belok kiri ikuti jalur baru JLS (Jalur Lintas Selatan) Lumajang yang belum diaspal. Tiba di perempatan, belok  ke kiri lagi. Ikuti jalan beraspal. Akan sampai di Pantai Bambang.
Sesuai petunjuk singkat tersebut, akhirnya perjalanan pun dilanjutkan. Selepas melewati JLS yang lebarnya lebih dari 8 meter tapi berdebu, kami susuri jalan beraspal mulus. Di kiri nampak rumah-rumah nelayan yang sepi. Sebelah kanan ada sawah-sawah yang agak mengering. Tak sampai 30 menit, akhirnya  masuk hutan Jati yang dikelola Perum Perhutani. Di gerbangnya bertuliskan “Selamat Datang Wana Wisata Pantai Bambang”.

14174514611588139691
1417451507384560251
14174515541848777699

Sesaat memasuki kawasan pantai, nampak aktifitas penambangan pasir di sisi kanan jalan yang begitu sibuk. Mesin-mesin Beckhoe ramai menderu.  Bergerak lincah mencaplok pasir pantai dan memindahkannya ke truk-truk yang sudah antre. Begitu sudah penuh terisi pasir, segera truk-truk itu bergerak satu demi satu meninggalkan pantai. Menyisakan kepulan asap dan raungan Beckhoe yang terus bekerja.
Ini bertolak belakang dengan suasana pantai yang sepi.  Di halaman parkir hanya ada satu mobil pick up. Dua motor diteduhkan di bawah pohon rindang. Rumah-rumah penduduk yang sekaligus berfungsi sebagai warung sederhana juga nampak sepi. Saya celingak celinguk barangkali ada petugas loket atau tiket yang mendekat. Ternyata nihil.  Tanpa dikomando, saya, Toriza, Darmaji dan Ali pun bergegas menuju ke pantai.
14174519041986425838
1417452262360427188
Minim Fasilitas dan Kurang Terawat
Lazimnya pantai selatan Jawa, angin keras pun datang menerpa saat mendekati pantai. Banner peringatan dilarang mandi tertulis jelas dan besar di  tiang menara pandang. Larangan  ini tidak main-main karena di bawa sana, ombak Pantai Bambang memang bergolak. Datang bergelombang silih berganti menyapu pantai. Karena ombaknya yang besar, pantai ini terlarang untuk mandi dan pendaratan nelayan.
View Pantai Bambang lumayan cantik. Sepanjang pantai terhampar pasir hitam. Khas pantai Lumajang. Di beberapa titik nampak batu-batu cantik beraneka bentuk dan ukuran berserakan. Ada yang sebesar kelingking. Ada pula yang sebesar lengan. Warnanya ada yang putih,  coklat juga hitam. Di ujung Barat, agak jauh,  nampak bukit-bukit hijau menambah keindahan.
14174524641921002521
14174525541760439722
Sayangnya, potensi alami Pantai Bambang belum digarap secara maksimal. Dibandingkan pantai selatan Jawa lainnya, seperti di Gunung Kidul, Pacitan, Malang Selatan atau Banyuwangi, pantai Bambang (dan pantai Lumajang lainnya) jauh tertinggal. Fasilitas penunjang masih minim. Di beberapa sudut pantainya kotor. Banyak sampah berserakan. “Masyarakat di sini kurang peduli dengan kebersihan,” kata Mas Budi warga asli Pantai Bambang.  Tak heran, lanjut Mas Budi,  pantai ini hanya ramai di hari minggu dan hari besar saja. Di hari-hari biasa… sepi.. Bahkan sangat sepi! Contohnya hari itu, hanya saya berempat dan dua sejoli yang mampir ke pantai Bambang.
Bahkan, potensi ekonomi rakyat berupa batu-batu hias khas pantai Bambang pun tidak tersentuh. Mas Budi, dan penduduk  yang tinggal di Pantai Bambang harus berjuang sendiri dalam memasarkan batu-batu hias yang mereka ambil dari pantai. Padahal batu-batu ini  punya  nilai ekonominya cukup tinggi.
Saya tidak tahu pasti mengapa  potensi wisata di Lumajang ini belum tergarap secara maksimal. Mungkin pajak dari hasil penambangan pasir laut dan pasir Semeru lebih memikat dan menguntungkan. Maka tak perlu heran kalau lewat  Lumajang  akan banyak menjumpai deretan truk-truk besar bermuatan pasir  memenuhi jalan raya menuju luar kota. Semoga ke depan, wisata Lumajang lebih maju dan berkembang.
1417452618121616950
14174528501866031854
Artikel Terkait:
1. Sosok Wanita Perkasa Pantai Watu Pecak
2. Gladak Perak yang Legendaris
3. Eksotisnya Puncak B29
Sumber : Kompasiana

Jangan Lombok Ijo van Gunung Kidul

Jangan Lombok Ijo van Gunung Kidul
Jangan Lombok Ijo van Gunung Kidul - Jangan Lombok Ijo (bahasa Jawa: jangan, artinya sayur) ternyata cukup dikenal masyarakat luar Gunung Kidul. Seorang teman mengingatkan jangan lupa makan jangan Lombok Ijo di Wonosari. Pesan teman ini teringat ketika rombongan Blogtrip JNE singgah di rumah makan Bu Tiwi Tan Tlogo alias rumah makan Bu Tiwi Wetane Tlogo, Semanan, Gunung Kidul, tak terlalu jauh dari Wonosari.

Pak Sanyoto pemilik restoran menjelaskan, jangan Lombok Ijo menurut tradisi biasa dimasak saat ada kegiatan sambatan alias gotong royong membangun rumah di kampung. Semua pekerja tidak dibayar, cukup diberi makan nasi dengan sayur Lombok Ijo yang pedas supaya para pekerja makan banyak dan tenaganya jadi kuat. Menurut pak Sunyoto tradisi sambatan masih ada di daerahnya, tentu rumah yang dibangunpun bukan rumah gedung dengan pondasi rumit, apalagi gedung bertingkat.

Sayur yang lezat dan diyakini penduduk setempat mampu meningkatkan nafsu makan ini, agar diwaspadai bila perut tidak cocok dengan makanan pedas, seperti saya yang langsung mulas-mulas beberapa menit seusai makan siang dengan sayur Lombok Ijo.

Menyusuri Eksotisme Gua Pindul

Menyusuri Eksotisme Gua Pindul
Rasa bungah menguasai perasaan saat menjejakkan kaki di Kota Jogjakarta, meski saya tak terlalu asing dengan kota ini tetapi setiap kunjungan tak sirna juga perasaan takjub. Jogjakarta di awal 1990-an sempat saya jadikan kota harapan untuk menuntut ilmu, namun apa boleh buat takdir membelokkan saya merantau ke kota lain.
Usai perjalanan membelah awan di udara selama kurang dari satu jam terlalui, dengan bus pariwisata kami rombongan sekitar 20-an orang menuju Eastparc Hotel di kawasan Sleman. Team dari JNE sudah standby lebih dulu di teras hotel, menyambut kedatangan kami sambil membagikan voucher sarapan di restaurant. Perut sepertinya memang sudah tak sabar minta diisi, mendorong langkah kaki lebih bergegas menjangkau tempat makan.

14173866051135102013
Ka-Ki ; Riana, Khairunisa, Nurul, Okti, Al Johan, Hendi, Derry, Agung Han

Sepuluh pemenang dari Kompasiana empat berasal dari Jabodetabek, satu dari Cianjur, dua Kompasianer dari Jogjakarta, tiga Kompasianer lainnya tersebar di Purwokerto, Medan dan Batam. Tak lama setelah kami usai sarapan di Eastpac, Mbak Riana Kompasianer Jogja datang menghampiri. Kami saling berkenalan dan saling menyapa, sementara K-ers Mbak Grace dari Jogja dan Mbak Pungky dari Purwokerto menyusul pada acara malam hari. Dua Kompasianer yang terpaksa tidak bisa bergabung adalah mas Venus dari Medan, dan Mbak Cucum dari Batam.
Kehadiran Mbak Riana pagi itu menambah semarak team K-ers, sekaligus menjadi tempat saya bertanya tentang obyek yang dituju. Semula saya sempat keselo lidah dengan menyebut Gunung Pindur, mbak Riana dengan telaten membetulkan sebutan Gua Pindul.

14173867521818374787
Rombongan Media & Blogger (dokpri)

Sekitar pukul 10 perjalanan menuju Gua Pindul dimulai, gua ini tepatnya berada di desa Bejiharjo kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar satu jam lebih tiga puluh menit, perjalanan tak terasa panjang dan menjemukan. Mas Yudi sang pemandu piawai menghibur dengan kuis dan tebakan, bahasa Indonesianya yang santun menandakan beliau orang Jawa tulen. Rasa kantuk yang mencoba menyergap mendadak hilang, apalagi pihak JNE menyediakan voucher belanja bagi penjawab yang benar. Saya beruntung menjadi penerima hadiahnya, setelah berhasil menaklukkan tebak tebakkan Mas Yudi yang ramah. Perjalanan kami terhenti di sebuah rumah makan, setting waktu sangat tepat karena mendekati saat shalat Jumat. 
 
14173868211765175349
Rumah Makan Joglo (dokpri)

1417386906931710134
Dawet (dokpri)

Rumah makan berbentuk bangunan joglo menyediakan menu khas Jawa, sedang desert disediakan dawet yang manis dan nikmat. Tak jauh dari rumah makan berdiri sebuah masjid, tempat kami umat muslim menjalankan kewajiban shalat Jumat seminggu sekali.
Usai semua urusan tertunaikan Mas pemandu meminta naik ke bus kembali, tujuan selanjutnya adalah Gua Pindul. Waktu tempuh tak sampai tiga puluh menit, Bus kembali parkir di tanah lapang yang strategis. Sebuah basecamp disediakan oleh kelompok Dewa Bejo, kata lain dari singkatan Desa Wisata Bejiharjo menjadi pemandu kami. Setelah sedikit briefing dan berdoa dipimpin seorang bapak, kami dibagikan baju pelampung dan ban karet besar. Dari tempat basecamp kami menyusuri anak tangga menanjak melewati situs napak tilas Panglima Besar Jendral Sudirman, kemudian anak tangga kembali turun menuju Gua Pindul.

14173869781539770519
Pelampung (dokpri)
14173870671868679550
Mulut masuk Gua (dokpri)

Dari pingir mulut gua setiap peserta duduk dalam ban, dengan posisi sedikit rebahan seperti di kolam renang ban mengapung di atas aliran air. Kira kira setiap sepuluh peserta dalam ban besar disambung dengan tali, kemudian diawasi seorang pemandu bertopi seperti helm proyek dengan lampu senter di bagian depan penutup kepala. Kegiatan ini dikenal dengan istilah cave tubing atau mengarungi sungai bawah tanah, sang pemandu dengan telaten menjelaskan kisah di balik terjadinya Gua Pindul.

14173871281897538997
Dalam Gua (dokpri)
14173872801947985066
Atap Gua (dokpri)

Aliran sungai bawah tanah dimulai dari mulut gua sampai bagian akhir gua sepanjang 350 meter. Ban pelampung membantu kami melewati aliran air sepanjang perjalanan. Lebar gua rata-rata sekitar 5 meter ada beberapa titik yang lebih sempit, dengan lebar sekitar dua meter membuat kami musti waspada agar kepala tidak membentur dinding gua. Sementara selama perjalanan menyusuri gua kami bisa menikmati keindahan pahatan bebatuan di bagian atas dan pinggir gua, jarak permukaan air dengan atap gua sekitar 4 meter. Penulusuran di dalam gua akan terdapat formasi bebatuan stalaktit, yaitu sejenis mineral sekunder yang menggantung di langit-langit gua kapur. Sebagian lain stalaktit ada yang sudah tumbuh sampai bawah dan menjadi seperti pilar, beberapa bagian ada batuan karst masih hidup tandanya meneteskan air. Ada juga batu yang dinamakan batu gong, ketika permukaan batu dipukul mengeluarkan bunyi nyaring seperti gamelan gong.

1417388318283492388
dalam gua (dokpri)
1417387422927663436
Pintu Keluar Goa (dokpri)

Gua Pindul terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona terang (di awal dan akhir penelusuran), zona remang (setelah pintu masuk dan menjelang pintu keluar) dan zona gelap (berada di pusat gua. Pada zona remang dan gelap terdengar suara kelelawar dan kepakan sayap pertanda sedang terbbang. Menyusuri aliran sungai Gua Pindul memakan waktu kurang lebih selama satu jam, berakhir di sebuah “dam”. Aliran sungai di dalam Gua Pindul berasal dari sumber air Gedong Tujuh, menurut Pak Pemandu sebut saja pak Slamet obyek wisata Gua Pindul diresmikan pada akhir 2010.

1417393273145286489
Pintu Keluar Gua (dokpri)
14173876782145891978
Gerbang Gn Kidul (dokpri)

Desa Bejiharjo terletak di kawasan perbukitan yang didominasi oleh batuan, mencapai kawasan ini kami melintasi jalanan berkelok-kelok. Mas Yudi mewanti-wanti agar minum obat antimabuk bagi yang tak tahan, perjalanan ke tempat tujuan melewati kawasan Wonosari yang berada di bawah Kabupaten Gunung Kidul.
Saya pribadi cukup terkesima dan takjub dengan eksotisme Gua Pindul, obyek yang sangat cantik ini tentu menambah panjang daftar obyek wisata di bumi tercinta. Dampak yang jelas terlihat adalah geliat perekonomian masayarakat sekitar, mendapat berkah dari kehadiran wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Bus pariwisata cukup piawai mengemas perjalanan, yaitu dengan menyediakan makanan khas Jogja seperti jajanan pasar. Namun perjalanan belum sempurna kalau tidak dilanjutkan dengan penyusuran berikutnya, dan sungai Oyo menjadi rangkaian outbond selanjutnya.

(bersambung)
Baca Juga:
Bersama JNE Menuju Jogjakarta
Rafting-di-sungai-oyo-gunung-kidul
Sumber : Kompasiana

Pulau Pasumpahan, Pulau Terpencil yang Indah

Pulau Pasumpahan
Pulau Pasumpahan, Pulau Terpencil yang Indah - Indonesia memang kaya dengan gugusan pulau yang indah dan tak ada habisnya. Jika Anda menggemari berwisata ke tempat-tempat yang eksotik dan asli, tak ada salahnya menyambangi Pulau Pasumpahan. Sebuah pulau tidak berpenghuni dengan luas yang tidak seberapa, siap menyuguhkan bingkisan pulau tropis nan indah di Sumatera Barat.

Pulau Pasumpahan adalah tujuannya, temukan lokasinya di perairan Kecamatan Bungus, Teluk Kabung, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Pulau yang terletak di pantai barat Kota Padang, menyuguhkan garis pantai sepanjang 84 kilometer dengan 19 pulau indah untuk disambangi.

Pulau Pasumpahan adalah pulau cantik yang mudah diakses dari Kota Padang. Pulau ini dipercaya warga sekitar merupakan jelmaan Malin Kundang yang disumpah (dikutuk) ibunya menjadi batu. Penduduk meyakini bahwa Malin Kundang dikutuk menjadi batu di pulau ini karena terkait nama ‘pasumpahan’.

Pulau Pasumpahan yang seluas 5 hektar memiliki hamparan pasir putih dengan air laut yang bening. Menariknya, permukaan laut pulau ini seperti terbagi tiga. Warna bening di pinggir, hijau di depannya, dan membiru pada bagian yang lebih ke tengah. Tingkat kedalaman perairan laut di sekitar pulau adalah penyebab perbedaan warna tersebut.

Sekitaran perairan pulau ini diperkaya beragamnya habitat laut termasuk diantaranya red lionfish (Pterois volitans), penyu, teripang, serta sotong (Sepia sp).

Selain pulau tropis dengan hamparan pasir putih, pulau ini memiliki daya tarik utama berupa ekosistem bawah laut yang indah. Terumbu karangnya mencukupi untuk dinikmati dengan menyelam atau snorkeling. Ada berbagai jenis ikan karang dan utamanya adalah sekira 21 jenis ikan kepe-kepe yang didominasi oleh Chaetodon trifascialis.

Dermaga di pulau ini memiliki tiang dari batang kayu kelapa. Landasannya terbuat dari balok kusam. Meski tidaklah sebegitu kokoh karena termakan usia, di sekitarannya berkumpul ikan-ikan kecil. Tidak jauh dari dermaga, terdapat hamparan kecil hutan mangrove.

Anda bisa berenang mengelilingi Pulau Pasumpahan di beberapa bagian. Apabila Anda berhasrat mengelilingi pulau ini dengan berenang, maka memungkinkan karena arusnya cukup tenang. Perlu waktu selama 2 jam untuk mengelilingi pulau ini dari sisi timur menuju utaranya.

Apabila Anda ingin berkeliling untuk menemukan titik menyelam, maka bisa menyambangi Pulau Gosong, Pulau Ular, Pulau Sirandah, dan Pulan Pandan.

Jika Anda ingin berkunjung ke Pulau Pasumpahan, karena lokasi yang terpencil maka disarankan untuk membawa peralatan tenda dan perbekalan, perhatikan pula bawaan makanan dan air minum secukupnya. Jangan lupa membawa obat-obatan, lotion anti nyamuk, serta krim tabir surya.

Beberapa bagian dermaga di sini kurang terawat dan tidaklah begitu kokoh namun menjadi tempat berkumpulnya ikan. Sehingga aAnda ingin menyusurinya perlu berhati-hati.

Jika Anda melakukan penyelaman di sekitar pulau ini, maka terumbu karang yang bagus untuk dinikmati ada di kedalaman 10 meter. Di kawasan ini terkadang ada kegiatan rehabilitasi terumbu karang dan membuat transplantasi karang pada struktur besi yang diletakkan di dasar laut.

Untuk mencapai Pasumpahan dari Sungai Pisang adalah dengan perahu kayu atau speedboat. Atau bila Anda ingin langsung menuju Pulau Pasumpahan, Kota Padang maka dapat pula menyewa perahu nelayan dari Pelabuhan Teluk Bayur.

Lima Pulau Paling Terpencil di Dunia

Lima Pulau Paling Terpencil di Dunia
Lima Pulau Paling Terpencil di Dunia - TERBAYANGKAH oleh Anda jika tersesat di sebuah pulau terpencil. Namun terkadang pulau-pulau terpencil ini sangat nikmat untuk disinggahi dan menjadi tempat berlibur, karena suasananya yang masih asli. Berikut lima pulau terpencil di dunia dirangkum dari beberapa sumber.

1. Pulau Xisha, Cina
Xisha Island yang terletak di bagian selatan Laut Cina, letaknya berjarak 329 km dari Provinsi Hainan di Cina. Pulau terpencil yang cukup dekat dari daratan. Pulau ini dikenal akan keindahan tropisnya, sekaligus rumah dari beberapa burung langka di dunia.

Jika Anda ingin berkunjung, tidak usah khawatir. Terdapat wisata kapal pesiar yang dapat mengantarkan Anda ke Xisha Island. Keindahan alamnya bervariasi, dari air laut sejernih kristal, sampai iklim tropis. Tersesat di pulau ini kelihatannya tidak buruk.

2. Pulau Falkland, Argentina
Berjarak 482 km di sebelah Timur Argentina, terdapat sebuah pulau bernama Falkland Islands. Pulau ini terkenal sebagai lokasi terjadinya perang Malvinas dua bulan pada tahun 1982. Falkland Islands terdiri dari dua pulau utama, East Falkland dan West Falkland. Seperti Vietnam yang semakin terkenal, Falkland Islands telah menjadi destinasi turis favorit semenjak Inggris meraih kemenangan.

Kunjungilah ibukota Stanley di East Falkland, sekaligus melihat pemandangan indah Mount Usborne. Bisa juga mencoba berenang di air dingin South Atlantic. Dari soal iklim, udaranya mungkin tidak sehangat di iklim tropis, tapi tetap menawan. Kebanyakan orang datang ke Falkland Islands untuk melihat alamnya yang indah. Pulau ini juga menjadi tempat konservasi flora, fauna, burung, dan spesies laut.

3. Pulau Cocos, Australia
Pulau Cocos terletak ditengah Samudera Hindia, kira-kira 889 jaraknya dari Christmas Islan, tetangga terdekatnya. Ketika ditemukan oleh penjelajah Inggris. Cocos Islands merupakan pulau yang tandus. Tidak seperti pulau liburan seperti Bali, tentunya tidak ada resor, pusat perbelanjaan, atau barisan restoran untuk tamu.

Satu-satunya cara untuk menghibur diri Anda, adalah dengan berjalan mengelilingi pulau dan bersantai di tempat tidur gantung saat malam. Pemandangan Cocos Islands juga sangat cantik dengan barisan pohon Calophyllum, kembang sepatu lokal, dan air yang transparan. Dipastikan Anda tidak akan menemukan orang lain dalam beberapa jam di Cocos Islands.

4. Pulau Galapagos, Ekuador
Sebagai sebuah perairan dengan 60 pulau, dimana hanya 5 pulau yang dihuni, membuat Galapagos Islands tersebar di sekitar garis khatulistiwa. Pulau ini sendiri memiliki jarak 972 km dari Ekuador. Galapagos Islands merupakan pulau yang tepat untuk bersantai, atau sekedar melepas lelah dari rutinitas harian. Terdapat setidaknya 40.000 penghuni di sini.

Tidak hanya manusia saja yang menghuni Galapagos Islands, namun juga ratusan spesies endemik yang ditemukan oleh Charles Darwin. Pulau terbesar di sini bernama Isabela, dengan Puerto Villami sebagai kota terbesar. Di Galapagos Islands, pengunjung dapat bersantai di kapal yacht pribadi atau sekedar menghabiskan waktu.

5. Pulau Attu, Amerika Serikat
Attu Island terletak di ujung Barat dari Aleutian Islands di Alaska. Sedangkan dari Amerika, terletak di titik yang paling Timur. Attu Island disebut sebagai pulau dengan permukaan tanah yang keras, iklim tidak bersahabat, dihiasi dengan gunung api dan tebing. Attu Island tidak hanya menjadi pulau terpencil, 1.770 km dari peradaban terdekat, namun juga paling terlarang untuk dikunjungi.

Mendengar segala bahaya tentang pulau ini, ternyata terdapat 20 orang yang menghuni Attu Island. Fakta uniknya, Attu Island merupakan satu-satunya tanah pertempuran di AS saat Amerika melawan musuhnya pada Perang Dunia II. Biasanya, pengunjung tidak betah berlama-lama lebih dari seminggu di pulau ini, selain tiadanya hotel bergaya Barat. Walaupun begitu, Attu Island tetap menarik untuk dikunjungi saat wisata kapal pesiar di Laut Bering.

Pulau Selayar Keindahan Menuju Taka Bonerate

Pulau Selayar Keindahan Menuju Taka Bonerate
Pulau Selayar Keindahan Menuju Taka Bonerate - Terletak di ujung Provinsi Sulawesi Selatan, pulau tenang dan terisolasi ini bernama Pulau Selayar. Jika berwisata ke sana, Anda dapat nikmati pulau dengan hamparan pasir putih luas dan perairan nan jernih. Meskipun masih didominasi oleh hutan tadah hujan, Selayar menawarkan banyak pantai berpasir putih.

Pulau Selayar memiliki panjang 80 kilometer dan merupakan pintu gerbang menuju ke keindahan Taman Nasional Taka Bonerate. Di bawah lautnya tersimpan warna-warni terumbu karang, spons raksasa, hingga beraneka ragam jenis ikan seperti duyung, tuna, penyu dan pari manta.

Selayar terdiri dari 21 pulau dan atol, dimana Taka Bonerate merupakan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kepulauan Marshall dan Maladewa.

Kota terbesar di Selayar adalah Benteng yang ramai dengan sepeda motor dan becak. Pusat kotanya masih menyisakan sebuah penjara tua peninggalan Belanda dari tahun 1890 yang masih kokoh berdiri. Pusat kota atau sering disebut alun-alun itu merupakan pusat berbagai kegiatan perayaan seni, budaya, dan hiburan di Selayar. (Sumber. Wikipedia)

Pulau Selayar sebenarnya sudah terkenal sejak berabad lamanya, Manuskrip Jawa kuno, yaitu Nagara Kertagama menyebutkan pada abad ke-14 terdapat sebuah kerajaan yang berkuasa di Selayar.

Kerajaan pra-Islam tersebut tampaknya telah menjadi pusat perdagangan dan dikunjungi pedagang dari China, Filipina dan Thailand. Bukti keberadaan kerajaan di Pulau Selayar tersebut diperkuat bukti-bukti yang ditemukan berbagai artefak di sekitar pulau.

Salah satu penemuan yang paling penting adalah Gendang Dongson yang merupakan gendang terbesar di dunia dan menurut penelitian sudah berusia sekira 2.000 tahun. Gedang ini kemungkinan berasal dari zaman perunggu.

Artefak yang ditemukan lainnya adalah seperti porselen Cina dan porselen Sawankholok (Thailand). Menurut penelitian bahwa kemungkinan pengaruh Islam mulai masuk Selayar pada abad ke-16 yang dibawa oleh pengikut Sultan Ternate dari Maluku Utara.

Surga tropis terpencil ini menawarkan sejumlah pantai berpasir putih yang indah. Antaranya Pantai Baloiya membentang sekira 3 kilometer. Di pantai tersebut Anda bisa menyaksikan tarsius dan celeng yang sedang bermain di antara dedaunan lebat di dalam hutan.

Selayar Diver Resort menawarkan cottage dan fasilitas bagi penyelam. Pantai lainnya adalah Pantai Pinang, sekira 80 menit dari Benteng dan Pantai Je'neiya atau sekitar 60 menit dari kota Benteng.

Selain menyelam dan snorkeling di antara terumbu karang yang berwarna-warni dan pesona bawah laut Taka Bonerate, Pulau Selayar juga menawarkan sejumlah atraksi yang luar biasa untuk dikunjungi

Untuk bisa sampai ke Pulau Selayar, Anda bisa melakukan perjalanan dari Makassar ke Kota Tanjung Bira. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Selayar menggunakan kapal ferry sekira dua jam. Perlu diingat, jika laut dalam keadaan pasang maka kapal tidak akan melakukan pelayaran ke Selayar. Tersedia bus AC dari Makassar yang biasanya berangkat pukul 9 pagi dan tiba di Benteng sekira 07.30 malam.

Alternatif lain, Anda bisa terbang menggunakan pesawat bebadan kecil yaitu SMAC dari Makassar menuju Selayar.

Tak hanya menikmati keindahan laut, Anda bisa menyantap kuliner khas di Pulau Selayar dengan menu utama nasi santan yang dimasak menggunakan santan kelapa. Kemudian, ada ikan bakar baronang yang dioleh dengan bumbu cabai keriting, cabai rawit, garam, penyedap rasa, gula pasir, dan asam yang berasal dari belimbing.

Nasi santan dapat dijumpai hampir di setiap sudut Pulau Selayar salah satunya di Pasar lama Benteng Jalan Aroeppala, RA. Kartini, dan Jalan Syarif Al Qadri. Menu seafood seperti cumi bakar, udang, ikan bakar juga menjadi kuliner adalan di Selayar. Bagaimana tertarik untuk mencoba berwisata ke Pulau Selayar, luangkan waktu Anda untuk menyaksikan keindahannya.

11 Pantai Indah di Gunung Kidul, Yogyakarta

11 Pantai Indah di Gunung Kidul, Yogyakarta
11 Pantai Indah di Gunung Kidul, Yogyakarta - Selain terkenal dengan wisata budaya dan kulinernya, Yogyakarta juga terkenal dengan pesona alam berupa wisata pantai. Melesuri pesona alam di Yogyakarta satu persatu akan membutuhkan waktu yang lama. Misalnya di Kabupaten Gunung Kidul, atapnya Yogyakarta saja, memiliki 11 pantai indah yang siap menyambut Anda untuk menikmati keindahannya.

Sebagai kawasan wisata, sepertinya DI Yogyakarta tahu betul bagaimana cara memanjakan pengunjungnya. Destinasi dan fasilitas untuk wisatawan lengkap tersedia di sini.

Dari 5 kabupaten di DI Yogyakarta, Gunung Kidul mungkin merupakan salah satu yang paling tersohor. Berada di selatan Yogyakarta, kabupaten ini sangat kaya akan panorama pantainya. Berikut adalah 11 pantai cantik di Gunung Kidul Yogyakarta:

1. Pantai Sundak
Pantai Sundak di Desa Sidoharjo, Tepus, Gunung Kidul, punya legenda. Nama Sundak konon berasal dari perkelahian antara anjing yang dalam bahasa Jawa adalah asu dan landak. Maka kemudian, kedua binatang tersebut disingkat menjadi Sundak.

Terlepas dari legendanya, Pantai Sundak memiliki pemandangan alam yang sangat cantik. Maka tak heran jika belakangan pantai ini menjadi wisata alam unggulan di Kabupaten Gunung Kidul. Kolaborasi antara pasir putih yang landai dan air laut yang jernih membuat daya tarik pantai ini.

Berjalan menyusuri pantai menjadi kegiatan wajib di sini. Anda akan disuguhkan oleh bukit-bukit kapur yang eksotis dan sering digunakan sebagai lokasi pemotretan. Pantai Sundak juga memiliki gua dengan sumur mata air tawar yang menjadi sumber mata air penduduk sekitar.

2. Pantai Krakal
Pantai Krakal memiliki ombak yang ganas khas pantai selatan, tapi punya pemandangan yang indah. Pantai ini tidak jauh dari Wonosari, ibukota Gunung Kidul. Letaknya bersebelahan dengan Pantai Sundak yang terkenal dengan keindahan batu karangnya.

Pantai Krakal tergolong sebagai pantai yang landai. Pasir putihnya yang bersih juga menjadi daya tarik pantai ini. Belum lagi batu-batu karang yang eksotis, membuat pemandangan cantik Pantai Krakal makin lengkap.

Walaupun tidak sebesar ombak di pantai lainnya, Pantai Krakal sudah mulai diserbu oleh para surfer. Mereka yang datang biasanya merupakan surfer pemula yang baru belajar menaklukkan ombak.

3. Pantai Wediombo
Bagi Anda yang hobi memancing, membeli ikan di Pantai Sadeng sepertinya menjadi hal yang membosankan. Pastinya Anda lebih memilih untuk memancing ikan sendiri, karena bisa lebih memberi kepuasan. Datang saja ke Pantai Wediombo di Jepitu, Girisubo, Gunung Kidul.

Di pantai ini, Anda bisa memancing dari atas bukit karang. Ikan di sini memang terkenal sangat besar, tapi bukan hal yang mudah untuk mendapatkannya. Untuk mencapainya, Anda harus berjalan sekitar 1 jam dari Pantai Wediombo.

Selain memancing, tentunya Anda bisa menikmati pemandangan yang sangat indah. Air lautnya sangat jernih, tidak seperti pantai lain yang berwarna kehijauan akibat tercemar. Pasir pantainya landai dan putih lembut. Liburan menyenangkan sudah pasti bisa Anda dapatkan di pantai ini.

4. Pantai Indrayanti
Siapa yang bisa bosan untuk mengunjungi Pantai Indrayanti? Pantai cantik di Gunung Kidul ini perlahan mulai menjadi objek tujuan utama wisatawan. Pantai Indrayanti sangat ramai, seperti Pantai Kuta di Bali. Apa lagi sekarang sudah banyak pedagang yang menjual makanan dan tenda berwarna-warni untuk para pengunjung yang ingin bersantai di pinggir pantai.

Di sudut lain pantai, terdapat tebing tinggi yang juga menawan. Ternyata ini merupakan spot favorit penikmat pemandangan pantai. Suasana pantai yang ramai dan birunya laut terlihat cantik dari atas tebing.

5. Pantai Sadeng
Mungkin Anda belum cukup kenal dengan nama Pantai Sadeng. Pantai ini memang belum banyak dikunjungi wisatawan, karena lebih dikenal sebagai tempat pelelangan ikan. Tapi, bukan berarti Pantai Sadeng tidak memiliki pesona.

Di sepanjang pantai berjejer perahu nelayan yang didominasi dengan warna biru terang. Pemandangan makin cantik berkat batu-batu kapur yang ada di sebelah kanan dan kiri pantai. Selain menjadi destinasi wisata pantai, tentu saja Pantai Sadeng bisa menjadi alternatif pilihan jika Anda ingin berbelanja bahan makanan hasil laut.

6. Pantai Sepanjang
Banyak yang mengatakan Pantai Sepanjang adalah Pantai Kuta tempo dulu, sepi dan belum ramai pengunjung. Pantai yang berada di Desa Kemadang, tidak jauh dari Pantai Sundak ini memiliki batu-batu karang yang eksotis.

Nama Sepanjang diambil karena kawasan ini merupakan pantai terpanjang yang ada di Gunung Kidul. Alamnya masih sangat alami. Airnya yang jernih sangat cantik saat menghempas karang - karang yang kokoh. Jangan lupa siapkan kamera Anda untuk mengabadikan semua momen indah saat berlibur di Pantai Sepanjang.

7. Pantai Ngobaran
Pantai Ngobaran merupakan pantai yang sangat indah. Saat air laut sedang surut, Anda bisa menyaksikan hijaunya tumbuhan alga atau rumput laut yang tumbuh alami di pesisir pantai. Pemandangan semakin lengkap saat sore menjelang. Sunset yang memancarkan cahaya kuning keemasan berhasil menyulap Pantai Ngobaran menjadi sangat cantik.

Ada yang unik di pantai yang terletak di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul ini, yaitu adanya tempat ibadah dari empat agama yang berbeda. Suasana yang paling jelas terlihat adalah pura dengan patung-patung berwarna putih.

8. Pantai Ngrenehan
Datang ke Pantai Ngobaran tidak lengkap jika belum datang ke pantai di sebelahnya, yaitu Ngrenehan. Masih di Desa Kanigoro, pantai ini dikelilingi bukit kapur yang menjadi daya tariknya. Pasir pantai yang putih dan air laut yang berwarna hijau kebiruan membuat suasana sangat sempurna. Terlebih, ombak di sini tidak terlalu kencang.

Di sini, kita bisa melihat kegiatan para nelayan dan bahkan bisa menikmati ikan hasil tangkapannya. Di Pantai Ngrenehan memang disediakan rumah makan yang menyuguhkan aneka makanan laut, tentu saja semua hasil melaut para nelayan di pantai ini. Jangan tanya soal rasa, karena Anda pasti akan ketagihan.

9. Pantai Baron
Pantai Baron yang terletak kurang lebih 40 km dari Yogyakarta ini menyimpan pesona yang sangat indah. Kontur lembah dan sungai air tawarnya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan yang datang. Akses jalan menuju Pantai Baron tidaklah sulit untuk dijangkau. Bisa dibilang, infrastruktur masuk ke wilayah ini sangat baik.

Pantai ini menebar pesona lewat kontur lembah di kanan kiri bibir pantai. Di sebelah kanan, pengunjung bisa melihat sungai air tawar yang bermuara langsung menuju laut. Pasir pantainya yang putih menghampar, membuat siapa saja betah berlama-lama di sini.

10. Pantai Siung
Pantai Siung terletak di Kecamatan Tepus, Gunung Kidul. Berjarak 70 km dari pusat kota, perjalanan menuju pantai ini cukup jauh dan melelahkan. Jalanan yang berliku dan naik turun akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Setibanya di sana, rasa lelah akan hilang seketika saat melihat pantainya.

Pasirnya putih bersih, lautnya biru, dan udara sejuk akan menyambut Anda. Bagi Anda para fotografer, keindahan ini sangat menggoda dan harus diabadikan dalam kamera. Pantai Siung memang menjadi destinasi yang menarik di kawasan Gunung Kidul.

Bagi Anda para penantang adrenalin, tebing-tebing di Pantai Siung sangat menarik untuk ditaklukan. Batuan di tebing ini berjenis batuan kapur dengan tinggi tebing tertinggi mencapai 15 meter!

11. Pantai Jungwok
Selain kesepuluh pantai yang sudah terkenal di Gunung Kidul, kabupaten ini ternyata masih punya pantai lainnya yang tidak kalah cantik, Pantai Jungwok. Namanya mungkin akan sangat asing terdengar. Tapi begitu Anda menyaksikan pemandangannya, pasti tak akan pernah lupa dengannya.

Anda pasti tidak akan percaya jika pantai ini berada di Gunung Kidul, sebab pemandangannya seakan membuat Pantai Jungwok berada di pelosok. Pantai ini masih sangat bersih, bahkan bisa dikatakan masih perawan. Jelas saja, pantai yang terletak di Gunung Kidul, ini aksesnya memang cukup sulit.

Wisatawan harus menyusuri ladang milik penduduk sekitar yang cukup melelahkan. Akan tetapi, pemandangan yang indah pasti membuat perjalanan tidak akan terasa jauh. Alamnya sangat asri, penduduk sekitar juga ramah menyapa tiap wisatawan.

Sesampainya di Pantai Jungwok, Anda langsung disambut dengan batu karang yang menjulang tinggi. Warna hitamnya membuat batu tersebut terlihat sangat kokoh walaupun ombak besar selalu menerjang. Kecantikannya cocok untuk dijadikan destinasi saat Anda mengunjungi Yogyakarta nanti.

Wisata Alam Bontang Tak Laku

Wisata Alam Bontang Tak Laku - Meski hanya seluas “ujung jari” dan tergolong kota industri, bukan berarti Bontang tidak mempunyai potensi wisata yang bisa jadi andalan. Buktinya, para profesor dari beberapa perguruan tinggi ternama di Kaltim mengakuinya. Mereka adalah tim penilai panji-panji keberhasilan pembangunan bidang budaya dan pariwisata Kaltim.

Menurut guru besar Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Suharno, ketika memberi potensi, tentunya harus berpatokan pada analisis SWOT yang meliputi strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). “Jangan semata-mata selalu berpikiran tentang output dan pendapatan daerah. Biasanya, kalau orang mau wisata itu kan ke Bali. Nah kalau ke Bontang, bukan semata-mata untuk wisata, tapi potensi industrinya. Jadi, pariwisata itu merupakan sebuah impact (dampak, Red) dari industri, investasi, bisnis, hingga aktivitas pendidikan. Karena itu semua merupakan alat untuk berwisata,” katanya, kemarin.

Ia mencontohkan, di Bali ditunjang kondisi alam berupa pantai dan budaya. Sedangkan di Yogyakarta ditunjang kondisi alam hingga peninggalan sejarah lainnya. Bontang sebagai kota industri tentunya tidak bisa berharap pada potensi wisata alam. Maklum, luasnya hanya 497,57 kilometer persegi, dengan luas daratan hanya sekitar 30 persen saja. Lalu bagaimana dengan Bontang? “Saya lihat ada sebuah potensi besar. Misalnya, kenapa kok di Bontang ada taman mangrove. Itu kan potensi wisata yang tidak sengaja. Secara tidak sadar ada kepentingan sosial. Sehingga ada pergeseran dari kepentingan sosial menjadi profit oriented (berorientasi keuntungan, Red),” jelasnya.

Suharno menambahkan, fasilitas untuk wisata ada standarisasinya. Mulai dari kenyamanan, kelengkapan fasilitas, dan infrastruktur penunjang lainnya. Menurut pengamatannya, fasilitas yang ada di Bontang lebih cocok untuk industri, bisnis, dan pendidikan. “Keadaan di Bontang tidak akan memungkinkan untuk dijadikan kota wisata. Makanya yang bisa dijual itu ya potensi industri, investasi, bisnis, hingga pendidikan. Dan secara tidak langsung potensi wisata akan muncul dengan sendirinya,” katanya.

Selain itu kata Suharno, potensi yang bisa diandalkan dari Bontang adalah ikon. “Bontang itu ikonnya apa? Kan ada ciri khas baju batik dengan ornamen burung kuntul. Itulah yang namanya simbol, identitas, karakter, dan membawa konsekuensi. Kalau batik kuntul dipromosikan, akan menarik wisatawan untuk datang. Sehingga, potensi wisata akan datang dengan sendirinya,” jelasnya.
Hal senada dikatakan FL Soediran, guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda. Ia menjelaskan, tim penilai mengambil sampel di taman mangrove yang mewakili wisata alam, kawasan kuliner, dan Taman Bontang City Park. “Wisata digalakkan sebagai ganti SDA (Sumber Daya Alam, Red) yang suatu saat akan habis. Sehingga, bisa memberikan multiplier effect. Misalnya, potensi kelautan untuk kesejahteraan nelayan, wisata industri untuk studi banding, serta wisata taman mangrove untuk pendidikan tentang bagaimana alam bisa mengembangkan telur ikan,” terangnya.

“Kemudian ada juga wisata budaya tari-tarian sampai wisata agro dengan sampel kelapa sawit. Itu semua bisa dicoba untuk dijadikan potensi wisata. Sehingga, Bontang tidak terfokus pada penanganan wisata alam. Dengan demikian, dengan sendirinya income (pendapatan, Red) ke daerah akan masuk secara kontinu. Prinsipnya, income besar tapi modal murah,” lanjutnya.

Menurutnya, selama ini wisata itu selalu identik dengan keuntungan. Padahal, makna dari wisata itu harus dinikmati semua kalangan. Intinya, bagaimana semua masyarakat dari kalangan bawah, menengah, dan atas bisa menikmati wisata yang memiliki produk sama. “Namanya wisata, orientasinya tidak bisa profit oriented, tapi social oriented (berorientasi sosial, Red). Jadi, jangan harap wisata itu bisa menunjang pendapatan. Kenapa social oriented, karena wisatawan itu datang ke suatu tempat wisata untuk liburan, menghilangkan stres, sampai menenangkan pikiran,” katanya.

Sementara, Sudarsono dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menyoroti taman mangrove di Kelurahan Berbas Pantai. Menurutnya, kualitas bangunan di sana tidak sesuai. “Kualitas bangunanan taman mangrove tidak sesuai dengan yang diharap. Mungkin karena mengejar target. Namun tim ini dibentuk bukan semata untuk kompetisi, tapi menjadi motivator,” ujarnya.

Terpisah, Kabid Destinasi Disbudpar Kaltim Achmad Herwansyah menambahkan, penilaian tersebut digelar untuk memperingati HUT ke-57 Pemprov Kaltim. “Ada kriteria penilaiannya. Seperti objek wisata, informasi wisata, fasilitas, penyelenggaraan event wisata, dan lainnya. Semuanya akan dinilai. Tim ini mengukur secara profesional, bukan generalisasi,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Disbudpar Bontang Sutrisno mengaku optimistis jika Kota Taman bisa menyabet gelar di bidang kebudayaan dan pariwisata. “Tahun lalu kami tidak dapat (gelar, Red). Insya Allah tahun ini juga dapat. Karena Bontang menonjol dari wisata kuliner, kelautan, industri, dan taman,” pungkasnya.
-sapos.co.id-

Bintan Marathon 2014 : 7 Desember 2014

Bintan Marathon 2014 : 7 Desember 2014
Dalam rangka mempromosikan Pulau Bintan sebagai tujuan wisata, serta untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau akan melangsungkan Bintan Marathon 2014 pada 7 Desember 2014.

Dikutip dari Indonesiatravel, event yang menggabungkan olahraga dan pariwisata ini akan berlangsung di Pantai Trikora dan semuanya diperkenankan untuk bergabung, mulai dari anak-anak 11 tahun, pelajar SMA dan orang dewasa.

Selain peserta dari Indonesia, Bintan Marathon 2014 juga terbuka untuk peserta mancanegara dengan cukup menunjukkan paspor atau kartu KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas/Tetap). Ada 4 nomor yang dilombakan yakni marathon (42 km) untuk pelari pria umum, half marathon (21 km) untuk pelari wanita umum, 10 K untuk pelajar dan pelari umum, serta 5 K untuk pelajar dan pelari umum.

Lomba lari akan dimulai dari depan Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan, di Jalan Pantai Trikora 36 Km Teluk Bakai, kemudian melewati rute sepanjang Pantai Trikora, Hotel Agro, Bintan Trikora Beach Resort, Bintan Cabana Beach Resort, lalu kembali ke gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menjumpai garis finish.

Lebih dari 3.000 atlet dan pelari umum akan berpatisipasi untuk memperebutkan hadiah total Rp250 juta. Peserta akan meninggalkan garis start pukul 06.00. Bagi peserta yang ingin mengikuti lomba, untuk nomor 5 K tidak dipungut biaya apapun, sedangkan nomor 10 K ada biaya pendaftaran Rp50 ribu, 21 K Rp100 ribu dan 42 K Rp159 ribu.

Bintan adalah pulau terbesar di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 3.000 pulau besar dan kecil. Pulau-Pulau tersebut membentang dari Selat Malaka hingga ke Laut Cina Selatan. Kota Tanjung Pinang yang merupakan ibukota provinsi ini terletak di barat daya Pulau Bintan.

Banyak sekali kegiatan wisata yang bisa dinikmati di Pulau Bintan, bagian utara pulau mencakup 23 ribu hektar pantai pasir putih yang menghadap langsung Laut Cina Selatan. Pulau ini pun memiliki sisa-sisa sejarah yang bisa dikupas di Pulau Penyengat. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati petualangan ekowisata dan snorkeling.

Pantai Trikora sendiri merupakan pantai pasir putih populer yang menawarkan beragam olahraga air dan aktivitas memancing di laut. Pengalaman menginap di kelong akan sangat menarik, diwarnai juga dengan menikmati makanan laut khas Bintan yang lezat.